Logo

Desa Tabarano

Kabupaten Luwu Timur

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Mahasiswa KKN-T UNHAS Gel. 114 Mengadakan Sosialisasi Dynamic Bussines Model (DBM) Sebagai Alat Menyusun Strategi dan Evaluasi dalam Mengoptimalkan Produk

Mahasiswa KKN-T UNHAS Gel. 114 Mengadakan Sosialisasi Dynamic Bussines Model (DBM) Sebagai Alat Menyusun Strategi dan Evaluasi dalam Mengoptimalkan Produk

Invalid Date

Ditulis oleh KKN UNHAS

Dilihat 8 kali

Mahasiswa KKN-T UNHAS Gel. 114 Mengadakan Sosialisasi Dynamic Bussines Model (DBM) Sebagai Alat Menyusun Strategi dan Evaluasi dalam Mengoptimalkan Produk

Desa Tabarano terletak di Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur. Desa ini memiliki potensi yang belum sepenuhnya dikembangkan, salah satunya adalah sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Partisipasi masyarakat Desa Tabarano dalam mendorong kegiatan UMKM masih sangat minim. Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat masyarakat dalam berbisnis, keterbatasan modal, serta minimnya pengetahuan tentang kewirausahaan.

Adapun penggiat UMKM di desa tersebut, seperti KWT (Kelompok Wanita Tani), terkadang masih menunggu arahan dari mitra, yaitu PT Vale Indonesia. Namun di sisi lain, KWT memiliki potensi besar dalam mendorong kegiatan UMKM, dengan memanfaatkan sumber daya alam Desa Tabarano sebagai dan juga wadah pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan pendapatan sampingan.

Dari sisi tersebut, saya melihat bahwa perlu adanya pengetahuan yang memadai agar masyarakat mampu mengelola usaha secara mandiri. Dengan pengetahuan yang cukup, diharapkan KWT dapat berinovasi, merancang, mengimplementasikan, serta mengevaluasi kegiatan usahanya secara berkelanjutan.

Adapun program kerja yang saya jalankan yaitu mensosialisasikan Dynamic Business Model (DBM), dimulai dari identifikasi masalah yang berkaitan dengan usaha atau aktivitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Masalah ini akan dikaitkan dengan visi yang menjadi bagian dari mindset, sehingga melahirkan desain dalam bentuk pemikiran. Visualisasi antara masalah dan mindset tersebut akan melahirkan apa yang disebut sebagai design thinking. Pada tahap ini, ide, usaha, produk, atau aplikasi yang akan dikerjakan sudah terbentuk secara imajiner. Prototype produk yang akan diciptakan pun telah selesai dirancang.

Konsep ini sering juga disebut sebagai konsep yang berawal di akhir, karena proses berpikirnya dimulai dari hasil atau solusi yang diharapkan terlebih dahulu, kemudian disusun langkah-langkah untuk mencapainya. Tujuan yang ingin dicapai dari program ini antara lain adalah meningkatkan pemahaman para penggiat bisnis UMKM, khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT), agar mampu mengoptimalkan kegiatan usahanya. Dengan pengetahuan yang mumpuni, diharapkan usaha yang dijalankan oleh KWT dapat mengalami perkembangan dari berbagai aspek serta berjalan dengan arah yang lebih jelas dan terencana dengan baik.

Berdasarkan hasil diskusi dengan pengelola KWT serta observasi langsung di lapangan, ditemukan bahwa kondisi KWT saat ini belum optimal dalam aspek pemasaran dan evaluasi produk. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah minimnya pengetahuan terkait bisnis. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan outlet KWT yang berlokasi di dalam lorong dan cukup jauh dari jalan utama, sehingga masyarakat luar desa banyak yang tidak mengetahui keberadaannya. Selain itu, pengemasan (packaging) produk yang masih terkesan monoton dan kurang menarik juga menjadi kendala tersendiri. Lokasi outlet yang sulit dijangkau tanpa adanya petunjuk arah, serta kemasan produk yang tidak menarik, membuat daya tarik terhadap konsumen baru menjadi rendah.

Program ini dipilih sebagai prioritas dalam penyelesaian permasalahan di lokasi KKN karena bertujuan untuk mengoptimalkan produk dan meningkatkan daya tarik pembeli dalam rangka mendorong pengelolaan mandiri oleh KWT, serta menumbuhkan partisipasi aktif pengurus KWT dalam memajukan UMKM lokal.

Sosialisasi Dynamic Business Model (DBM) sebagai alat untuk menyusun strategi dan melakukan evaluasi dalam mengoptimalkan produk dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Kegiatan ini dilaksanakan melalui sosialisasi langsung secara bersama-sama guna memastikan keterlibatan aktif pegelola KWT dan masyarakat serta meningkatkan efektivitas dalam implementasi program. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 10-Agustus-2025, Pukul 16.00 – 18.30 yang ber-lokasi di Rumah Produksi KWT.

Dengan adanya perbaikan fasilitas, seperti pembuatan spanduk penanda lokasi dan pembaruan desain kemasan produk, diharapkan meningkatnya penjualan dan anggota KWT lebih partisipatif. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat memotivasi masyarakat sekitar untuk lebih terlibat dalam kegiatan usaha desa. Pihak pengelola KWT sendiri mengajukan permintaan untuk membantu mendesain ulang produk dan membuat spanduk promosi, mengingat selama ini KWT tersebut masih kurang aktif dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Dengan program kerja tersebut diharapkan KWT mampu mengelola usaha secara mandiri dan mampu mengarahkan kegiatan-kegiatan usaha yang dirancang serta mengevaluasi hasil dari berkegiatan secara kolektif dalam mendorong UMKM di desa Tabarano.

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Desa Tabarano

Kecamatan Wasuponda

Kabupaten Luwu Timur

Provinsi Sulawesi Selatan

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia