Udara pagi hari yang sejuk meyelimuti Desa Tabarano karena letaknya yang dikelilingi perbukitan. Desa Tabarano merupakan Desa yang berada di Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Nama Kecamatan “Wasuponda” memiliki arti sendiri yaitu nanas yang tumbuh diatas bebatuan. Arti tersebut berasal dari kata “wasu” yang berarti batu dan “ponda” yang berarti nanas. Istilah atau arti dari nama kecamatan tersebut masih terus berkaitan dengan program pengembangan desa yang dilakukan oleh Desa Tabarano saat ini. Desa ini juga dikenal sebagai Taman Mini Indonesia Indah karena keragaman yang dimiliki mulai dari suku seperti Suku Padoe, Toraja, Bugis, dan Flores, dan agama.

          Desa Tabarano berdiri sejak tahun 1987 yang merupakan pemekaran dari Desa Ledu-Ledu, dimana Kepala Desa pertama ialah Bapak Yorri Tumakaka yang menjabat dari tahun 1987 sampai dengan tahun 2000. Selanjutnya terjadi pergantian pimpinan desa ke Ibu Martha Salong sampai dengan tahun 2003, dan kemudian mulai dilaksanakan pemilihan kepala desa secara langsung. Pada pemilihan kepala desa pertama secara langsung yang terpilih ialah Bapak Parmenas Kenda yang menjabat dua periode, namun dalam masa pemerintahannya, Bapak Parmenas Kenda jatuh sakit dan meninggal dunia pada tahun 2013. Selanjutnya diadakan kembali pemilihan kepala desa langsung dan yang terpilih merupakan seorang perempuan kelahiran La’bo, 25 Maret 1975 bernama Ibu Rimal Manuk Allo. Ibu Rimal Manuk Allo atau yang biasa dipanggil “Mama Desa” saat ini sudah menjabat sebagai Kepala Desa Tabarano dua periode dan memasuki tahun ke delapan.

          Kepemimpinan Ibu Rimal Manuk Allo membawa banyak perubahan bagi Desa Tabarano. Desa Tabarano sebelum Kepala Desa Perempuan ini menjabat merupakan desa tertinggal berdasarkan indikator desa membangun (IDM) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, kini berstatus sebagai desa maju dalam delapan tahun kepemimpinannya. Hal tersebut merupakan sebuah catatan prestasi bagi Ibu Rimal Manuk Allo, mengingat sulitnya beberapa desa untuk keluar dari status desa tertinggal, kemudian berkembang, dan langsung menjadi maju. Selain itu, banyak prestasi lain yang diukir oleh Kepala Desa Perempuan ini yang membuat Ia menjadi salah satu Kepala Desa Perempuan Inspiratif di Indonesia.